Mempersiapkan Kematian yang Indah
Kehidupan diciptakan Tuhan
Tuhan telah menciptakan langit dan bumi. Di atas langit terdapat milyaran kehidupan. Sebagian ada yang batin [tidak terlihat], sebagian ada yang zahir [terlihat]. Di bumi juga terdapat milyaran kehidupan. Sebagian ada yang batin, sebagian ada yang zahir. Siklus kehidupan di atas langit amatlah menakjubkan. Matahari beredar dengan sempurna. Bulan berputar pada rotasi yang paripurna. Bintang-bintang dalam jumlah yang tak terhitung juga bertawaf dengan sempurna. Siklus kehidupaan dimuka bumi amatlah mencengangkan. Tumbuh-tumbuhan bergerak mengikuti musim. Sumber mata air memancar dari celah-celah tanah dan batu. Binatang ternak berkembang biak dengan populasi seimbang.
Tuhan menciptakan sebuah rumah amat besar yang bernama bumi. Tanah yang asalnya mati digerakkan Tuhan menjadi subur. Hujan turun teratur. Biji-bijian lalu tumbuh dengan amat melimpah. Menjadi bahan makanan. Segalanya telah dipersiapkan Tuhan. Bumi adalah tempat tinggal yang lengkap ; ada tanah ada air. Ada udara ada api. Ada daratan ada lautan.
Langit dan bumi diciptakan Tuhan dalam masa 6 hari. Kemudian Tuhan beranjak menuju Arsy. Tuhan akan berbuat dan menyaksikan episode-episode berikutnya. Setelah sempurna penciptaan langit, bumi dan segala isinya, maka Tuhan menciptakan makhluk baru yang bernama manusia.
Spesies Adam
Tuhan mengumpulkan para malaikat. Disampaikan tentang berita besar penciptaan manusia pertama. Adam namanya. Adam adalah spesies makhluk baru yang diciptakan Tuhan dari turab, dari tanah liat. Berbeda dari makhluk sebelumnya ; malaikat diciptakan dari cahaya, dan iblis diciptakan dari api. Tuhan telah menunjuk Adam sebagai pemakmur di muka bumi. Adam dibekali ilmu pengetahuan oleh Tuhan. Persoalan muncul. Para malaikat meragukan kapabilitas Adam sebagai khalifah. Prasangka malaikat kepada spesies baru ini ; bumi akan dilanda kerusakan dan pertumpahan darah. Sementara para malaikat telah membuktikan diri sebagai makhluk paling taat dan tunduk atas perintah-perintah Tuhan. Para malaikat bertasbih tiada henti. Mereka mensucikan Tuhan siang dan malam. Tanpa jeda. Kemudian Tuhan mempertontonkan kualitas Adam di hadapan para malaikat. Adam dengan spesifikasi tanah liat ini ternyata memiliki keunggulan yang menakjubkan ; yakni kecepatannya mengakses ilmu pengetahuan dari Tuhan. Adam menguasai amat banyak ilmu pengetahuan dimana para malaikat belum memilikinya, hanya dalam tempo sesaat.
Prasangka para malaikat tentang Adam mulai mencair. Lalu Tuhan meminta kepada para malaikat untuk memberikan penghormatan yang layak kepada Adam. Para malaikat bersujud di depan Adam karena perintah Tuhan. Para malaikat mengakui kualitas Adam ; spesies baru yang tercipta dari turab. Para malaikat sadar dengan sesungguhnya bahwa Adam adalah pemakmur bumi yang telah ditunjuk Tuhan. Para malaikat bertasbih. Para malaikat bershaf-shaf memuji Tuhan tentang penciptaan Adam.
Selesai dengan prasangka para malaikat, kini giliran iblis yang mrotes langsung kepada Tuhan. Iblis enggan. Iblis tidak mau mengakui kualitas Adam. Iblis bersikukuh bahwa ia lebih baik dari Adam. Iblis lebih layak dari Adam. “Aku tercipta dari api, sedang Adam cuma dari tanah!” Iblis mberontak dari barisan para malaikat. Iblis tidak memberikan penghormatan kepada Adam. Iblis menolak terhadap kenyataan Adam yang cerdas. Iblis tidak terima dengan kejeniusan Adam. Kualitas keilmuan Adam yang diakui para malaikat, sama sekali tidak berarti di hadapan iblis. Enggan dan takabur ; sikap inilah yang diperlihatkan iblis secara terbuka di majelis mulia para malaikat. Dan Tuhan sebagai Hakim tunggal meyaksikan langsung adegan demi adegan ini. Spesies Adam dihormati para malaikat, tapi sekaligus diingkari oleh iblis. Di hadapan para malaikat Adam dimuliakan, di depan iblis Adam diremehkan. Spesies Adam paradoxal ; diterima dan sekaligus ditolak secara bersamaan.
Iblis versus Adam
Sebab kelancangan iblis, lalu Tuhan memberikan kaid. Iblis diusir dari surga sebab takabur dan Tuhan menegaskan dihadapan para malaikat dan adam bahwa iblis adalah embrio kecil. Iblis tak layak bersikap sombong. Apalagi di hadapan Tuhan. Mengetahui keputusan ini, iblis interupsi, “Tuhan, beri aku waktu sampai hari kebangkitan, aku bersumpah atas asma-Mu yang Agung, aku akan belokkan Adam dan seluruh keturunannya dari jalan-Mu, aku akan kepung mereka dari depan dan belakang, dari sebelah kanan dan kiri, sehingga Engkau dapatkan kebanyakan dari mereka tidaklah bersyukur.” Tuhan menjawab, “Engkau aku beri waktu dan siapapun yang mengikutimu akan kumasukkan ke neraka seluruhnya.”
Tuhan berkata, “Wahai Adam, tinggallah engkau bersama pasanganmu di surga. Makanlah apa yang kau kehendaki dan jangan engkau dekati pohon ini hingga kau menjadi orang zalim.” Tersebutlah iblis ; merancang tipu daya untuk menjatuhkan Adam dan Hawa. “Tuhan melarang mendekati pohon ini agar engkau tidak menjadi malaikat dan engkau bisa hidup abadi di surga. Aku bersumpah atas nama Tuhan, aku mengajak kalian kepada jalan kebaikan.” Melalui tipu daya ini, dengan provokasi meyakinkan Adam dan Hawa benar-benar memakan buah dari pohon itu. Maka tersingkaplah kedua aurat mereka. Adam bersama Hawa menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Tuhan berkata, “Bukankah aku telah melarang kalian berdua untuk mendekati pohon itu dan iblis adalah musuh yang nyata bagi kalian.”
Adam dan Hawa baru menyadari bahwa iblis telah membisikkan pikiran jahat kepada keduanya. Adam dan Hawa insaf. “Ya Tuhan, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.” Tuhan berkata, “Turunlah kamu sekalian, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Dan kamu mempunyai tempat kesenangan dimuka bumi sampai waktu yang telah ditentukan.” Tuhan berkata, “Di bumi itu kalian hidup dan di itu kalian mati dan dari bumi itu pula kalian akan dibangkitkan.”
Benteng Tuhan untuk Adam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar